Laman

my campus

my campus

Minggu, 14 Oktober 2018

Tulisan 2 Sedekah Laut Dibubarkan, Sosiolog UGM: Bisa Ciptakan Konflik Sosial

     Persiapan tradisi sedekah laut di Pantai Baru Pandansimo Bantul, DI Yogyakarta, dibubarkan sekelompok orang tak dikenal. Mereka beralasan tradisi tersebut bertentangan dengan ajaran salah satu agama.

     Menurut Sosiolog UGM, Arie Sujito, pembubaran tradisi sedekah laut ini dipicu perbedaan interpretasi budaya antar kelompok. Sebagaian kelompok menilainya sebagai tradisi, namun kelompok lain memiliki penafsiran yang berbeda.

     "Saya kira yang namanya tradisi kayak gitu kan juga menjadi bagian dari sejarah mereka (warga pesisir Pantai Baru Pandansimo)," kata Arie saat dihubungi detikcom, Sabtu (13/10/2018).

     "Oleh karena itu, menurut saya kalau ada interpretasi yang berbeda terhadap praktek budaya ya jangan sewenang-wenang merusak," lanjut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM ini.

     Arie menjelaskan, interpretasi budaya yang berbeda merupakan hal yang lumrah dijumpai di tengah-tengah masyarakat. Namun, bukan berarti hal itu menjadi pembenaran untuk melakukan kekerasan terhadap kelompok lain.

     "Itu (pembubaran tradisi sedekah laut) ya soal interpretasi. Sekali lagi harus dicegah itu ya perusakan-perusakan kayak begitu," ujarnya.

     Untuk mendudukkan interpretasi budaya yang berbeda, kata Arie, sebenarnya tiap-tiap kelompok bisa berdialog atau musyawarah untuk mencari jalan tengah. Bukan justru memerangi kelompok lain dengan cara-cara kekerasan.

     "Karena (pelarangan sedekah laut dengan cara kekerasan) nanti menciptakan ketegangan dan konflik sosial," ucapnya.

     Padahal masyarakat Yogyakarta selama ini lekat dengan seni-tradisi. Berbagai seni tradisi-dilakukan warga setiap tahunnya, termasuk tradisi turun-temurun yang dilaksanakan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

     "Lha ini misalnya Keraton (Ngayogyakarta Hadiningrat) itukan melakukan tradisi di laut selatan itu bagaimana? Ini soal tafsir ya," sebutnya.

     "Secara umum masyarakat Yogya inikan penuh toleransi, penuh sikap saling menghormati, itu yang harus dijaga sebagai kekuatan keistimewaan. Jangan sampai berbeda interpretasi melakukan tindakan kekerasan," tutupnya. 

Pendapat saya : 
anarkis memang tidak boleh tapi kalau sedekah harus tepat sasaran ke anak-anak yatim. Jogya akan dirugikan dalam pariwisatanya yg bisa untuk menarik minat wisatawan jika tidak dapat mempertahankan budaya lokal . jangan ganggu hal2 semacam ini.

Sumber:
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4255606/sedekah-laut-dibubarkan-sosiolog-ugm-bisa-ciptakan-konflik-sosial

1 komentar: